Sering kali terdengar protes
atau setidaknya rasa kesal dari kalangan
masyarakat, bahwa mengapa orang yang sehari-hari menunaikan ibadah shalat, zakat,
puasa dan bahkan pernah menunaikan
ibadah haji, tetapi prilakunya belum menggambarkan makna dari kegiatan
ritual tersebut. Lantas di simpulkan bahwa, ibadah ritual tidak selalu memberi dampak pada prilaku terpuji sehari-hari. Tidak jarang juga terdengar ungkapan bahwa pada setiap tahun jamaah haji
meningkat, akan tetapi kasus korupsi tidak pernah surut. Bahkan banyak pejabat
yang berhaji dan umrah berkali-kali, tetapi korupnya tidak bisa berhenti. Gambaran
sebagaimana yang di kemukakan di atas menunjukkan bahwa seolah-olah antara kegiatan ritual
terpisah dari kegiatan lain sehari-hari yang lebih luas.
Pertanyaannya adalah adakah
yang salah dari pemahaman Islam yang lebih luas?
Sudah banyak orang mengenal bahwa
Islam selalu mengajarkan tentang
kejujuran, amal shaleh, menghargai sesama , disiplin waktu dan juga harus benar
dalam mendapatkan rizki. Sebenarnya misi Rasulallah yang utama adalah untuk
menyempurnakan ahlak yang mulia. Maka artinya, seorang mulia dalam melakukan
apa saja harus di dasari oleh ahlak yang mulia baik dalam berekonomi, politik, mengembangkan
pendidikan, hukum, masyarakat dan lain-lain harus didasarkan pada ahlak yang
luhur. Selalu di bayangkan bahwa tidak akan mungkin seorang muslim melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan kegiatan itu.
Namun sementara ini, seringkali
terjadi, bahwa masih terdapat pemisahan yang sedemikian tajam antara persoalan
agama dan persoalan ke hidupan lain pada umumnya. Agama dianggap variable
tersendiri, terpisah pada kegiatan kehidupan pada umumnya. Maka yang lahir
adalah kehidupan pribadi yang tidak utuh. Seolah-olah antara kepasar sebagai upaya mencari rizki
dianggab berbeda dari ketika ke masjid untuk shalat jamaah. Ke masjid dianggap
mencari bekal akherat. Sementara ke pasar dianggap untuk mendapatkan rizki
untuk mencukupi duniawi.
Cara berfikir itulah kira–kira
menjadikan Islam dipandang sebagai ajaran yang utuh dan komprehensip sehingga
melahirkan prilaku yang terbelah antar kegiatan
ritual dan kegiatan social menjadi tidak menyatu.
Saya mendapat rumusan
bahwa Islam setidaknya membawa lima misi
Yang pertama : Islam menjadikan umatnya kaya
ilmu,ilmu yang di maksud disini lingkupnya sanget luas,yaitu bersumber pada
ayat-ayat qawliyah dan sekaligus ayat kawniyah
Yang kedua: Islam menjadikan umatnya
meraih prestasi unggul.setidaknya memiliki empat cirri
- berhasil mengenal dirinya sebagai pintu mengenal tuhannya
- bisa dipercaya
- bersedia mensucikan dirinya baik pikiran atau dirinya
- seorang muslim manapun berada memberi manfaat bagi orang lain
Yang
ketiga: Islam membangun tatanan sosial yang adil di
tengah-tengah masyarakat
yang
keempat: Islam memberikan tuntunan tentang bagaimana kegiatan ritual seharusnya
di lakukan oleh setiap muslim
Yang kelima: konsep
amal shaleh,amal sederhana bisa diartikan bekerja ,sedangkan shaleh bisa di
artinya lurus,benar,tepatatau sesuai
Oleh
karena itu , agar Islam menjadi kekuatan untuk membangun karakter bangsa secara
utuh, maka ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad harus di pahami secara utuh
pula.
Islam semestinya tidak saja dipahami sebagai agama,
melainkan juga sebagai konsep tentang peradaban unggul. Konsep tersebut harus
diperkenalkan melalui pendidikan secara terus menerus, agar ajaran yang dibawa
oleh Nabi Muhammad SAW benar benar menjadi kegiatan untuk membangun karakter
bangsa secara sempurna. Dan tidak lagi dipahami
sebagiannya saja, sebagaimana yang
kerjadi selama ini.